Situs Resmi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Penurunan Resiko Stunting di Kalbar, Balitbang dan UMP Jalin Kerjasmaa

 

 

 

 

 

 

 

Pontianak - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Pontianak (UMP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Strategi Penurunan Risiko Stunting dengan Pemberdayaan Keluarga Melalui Nenek “Penting” yang berlangsung di Praja 2 Lantai 3 Kantor Gubernur Kalbar, Jl Ahmad Yani Pontianak, Kamis (14/9) kemarin. Strategi Penurunan Stunting ini melibatkan Tim Peneliti dari UMP yang terdiri atas Elly Trisnawati, S.K.M., M.Sc., Otik Widyastutik, S.K.M.,M.A. dan Iskandar Arfan, S.K.M., M.Kes (Epid) dengan mengambil Studi Kasus pada Desa Senakin, Desa Andeng, Desa Tonang, Desa Aur Sampuk dan Desa Gombang yang berada pada wilayah kerja Puskesmas Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Provinsi Kalbar.

Dari hasil pemaparan pe[1]nelitihan tersebut dikatakan bahwa Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang berdampak buruk terhadap kualitas hidup anak dalam mencapai titik tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi genetiknya. Stunting dapat menghambat proses tumbuh kembang pada balita. Chilhood stunting atau tubuh pendek pada masa anak-anak merupakan akibat kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4% atau 5,33 juta Balita. Angka ini sudah mengalami penurunan jika disbanding data SSGBI tahun 2019, se[1]banyak 27,67% anak-anak Indonesia mengalami stunting (Izwardy, 2020).

Sementara itu, Prevalensi anak kerdil (stunting) di Kalbar masih melebihi angka capaian nasional. Angka prevalensi balita stunting (tinggi badan menurut umur) pada kabupaten/kota di Kalbar tahun 2021 berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebesar 29,8%. Data tersebut mengalami penurunan di tahun 2022 sebesar 27,8% (SSGI, 2022). Kabupaten Landak merupakan salah satu kabupaten yang masih menyumbangkan kasus stunting di Kalbar sebesar 27,8% dan menempati peringkat ke-7 di Kalbar (SSGI, 2021). Peningkatan kasus stunting terjadi di Kabupaten Landak, yaitu sebesar 32,5% pada tahun 2022. Kabupaten Landak menjadi kabupaten peringkat ke-5 kasus stunting di Kalbar (SSGI, 2022). Peran keluarga dapat menjadi pilar penentu yang optimal apabila dilakukan secara komprehensif. Faktor pemicu peningkatan risiko stunting antara lain adalah asupan makanan ibu selama masa kehamilan dan kepedulian/dukungan keluarga dalam pemantauan asupan makanan dan kebutuhan gizi bayi, antara lain pemberian ASI eksklusif. Beberapa kegagalan ASI eksklusif dalam keluarga disebabkan oleh minimnya bahkan tidak adanya dukungan dari keluarga, khususnya dari orang tua ibu (nenek).

Sehingga upaya ini bisa dilakukan sebagai salah satu cara preventif dalam mengatasi meningkatnya kasus stunting anak. Dalam riset ini peran nenek menjadi fokus utama yang akan diidentifikasi terkait pentingnya pencegahan stunting. Sehingga nenek menjadi nenek penting (Peduli Stunting) yang akan menempati garda terdepan pencegahan stunting pada level keluarga dengan menghasilkan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi instansi terkait sebagai berikut. Pertama kepada instansi kesehatan tingkat provinsi; a) Kepada Dinas Kesehatan Provinsi diharapkan adanya peningkatan program pencegahan stunting pada level keluarga dengan spesifikasi pelibatan nenek menjadi salah satu prioritas sasaran. b) Memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan dan petugas kesehatan masyarakat tentang pentingnya peran nenek dalam pencegahan stunting serta cara-cara mendukung mereka dalam perannya. c) Meluncurkan kampanye edukasi yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang pada bumil, bayi/balita serta anak dan peran nenek dalam memberikan dukungan.

Kemudian untuk BKKBN Provinsi. a) Diharapkan adanya internalisasi peran dan keberadaan nenek dalam program Kampung KB (Kampung Keluarga Berkualitas). Pelibatan nenek dalam aspek pendampingan. b) Mengintegrasikan informasi tentang peran nenek dalam program program keluarga berencana dan pendidikan kesehatan reproduksi. c) Menyediakan dukungan psikososial kepada nenek yang mengasuh cucu untuk memastikan kesejahteraan mereka. Ketiga, kepada Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten. a) Inisiasi penerapan “rumah penting” yang melibatkan nenek sebagai garda pendukung dalam pencegahan stunting. b) Pendampingan secara berkelanjutan kepada Nenek Penting yang telah terpetakan melalui penelitian yang dapat diwadahi dalam “Rumah Penting” sebagai wadah untuk bertukar informasi terkait pencegahan stunting. c) Internalisasi program Nenek Penting yang telah disepakati dapat ditindaklanjuti dalam bentuk refreshment secara berkelanjutan di wilayah kerja Puskesmas Senakin yang terdiri dari 5 desa, sehingga Senakin dapat menjadi pelopor pencegahan stunting melalui nenek dari bayi/balita di level keluarga. d) Menjadi inisiator “Stop Merokok di dalam Rumah” dengan memberdayakan peran Nenek. e) Puskesmas dapat berperan sebagai pusat informasi dan dukungan bagi keluarga dalam memahami dan melaksanakan praktik gizi yang baik, termasuk peran nenek dalam keluarga tersebut.

Terakhir, bagi Kecamatan dan Instansi Pemerintahan Tingkat Kabupaten. a) Turut mendukung program pencegahan stunting yang berfokus pada pelibatan nenek di level keluarga. Diharapkan pemerintah bisa menginisiasi penyediaan Rumah Penting akan menjadi wadah edukasi para nenek yang produktif dan bergerak sebagai salah satu agen pencegahan stunting. b) Kecamatan dapat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program-program pencegahan stunting yang dilaksanakan di tingkat lokal. c) Kecamatan juga dapat mendorong pendekatan berbasis masyarakat, seperti kelompok ibu-ibu atau keluarga dengan tentunya melibatkan peran nenek. Sementara itu, Plt. Kepala Balitbang Provinsi Kalbar, Dra. Mahmudah, M.M., yang diwakili oleh Sekretaris Balitbang, Domisius Sintan, S.Sos, M.PA dalam sambutannya saat pembukaan FGD menyampaikan apresiasi yang setingi-tingginya kepada Ketua LPPM UMP bersama Tim PKM yang telah memfasilitasi dan melakukan penelitian dengan tema stunting pada tahun ini yang dikaitkan dengan peran/ figur nenek dalam keluarga yang menjadi sangat penting sekali dalam peningkatan menurunkan angka stunting di Provinsi Kalbar. “Saya mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang akan bertindak sebagai pembahas yang akan memperkaya hasil penelitian dengan dipadukan pada temuan penelitian di lapangan, khususnya di Kabupaten Landak”, pungkasnya. (pms/ser)

Sumber : Pontianak Post

 

September 14, 2023

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Website resmi Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Jalan Jenderal Ahmad Yani Pontianak Kompleks Kantor Gubernur Kalimantan Barat Kode Pos 78124
Nomor HP Anda
litbang@kalbarprov.go.id